Category Archives: Jepang

Sanja Matsuri di Asakusa, Tokyo

Kira-kira dua minggu yang lalu untuk kesekian kalinya saya menghabiskan akhir pekan di Tokyo. Beberapa kali mengunjungi Tokyo, kali ini menurut saya adalah yang paling berkesan. Karena apa? Banyak..hehehe..

Waktu itu saya berangkat dari tempat saya tinggal di Tsubame Niigata hari Jum’at sore tepat sepulang kerja. Saya berangkat menggunakan Shinkansen jam 19.00 dari stasiun Tsubame-Sanjo dan cukup kurang dari 2 jam saya sudah sampai di Stasiun Tokyo. Kalau saya memilih menggunakan Bis, biasanya memakan waktu yang jauh lebih lama yaitu 5-6 jam, begitu pula bila menggunakan mobil yang memakan waktu sekitar 4-5 jam. Memang, menggunakan jasa Shinkasen tidak murah, tapi saya selalu berpikir masalah waktu. Saya termasuk yang tidak bisa menikmati perjalanan yang terlalu lama.

Sesampainya di Stasiun Tokyo, saya masih harus melanjutkan perjalanan menggunakan kereta komuter Yamanote ke Stasiun Shimbashi lalu pindah menggunakan monorel Yurikamome ke Apato teman saya di Odaiba.

Besoknya kami bertiga, saya, Ari, dan tunangannya langsung menuju Asakusa. Ya, maksud saya datang ke Tokyo kali ini salah satunya adalah untuk melihat festival terbesar di Tokyo ini, Sanja Matsuri. Dari Odaiba kami menuju meeting point dengan teman-teman yang lain di Stasiun Uguisudani. Di sana kami bertemu dua orang teman Jepang kami Mine dan Kazutaka serta satu orang teman asal Ceko, Antonin. Dari sana kami meluncur ke Apatonya Mine dan mengganti pakaian kami dengan Yukata. Di Apatonya Mine, satu orang lagi bergabung, Daiki, dan akhirnya kami meluncur ke Kuil Asakusa untuk menyaksikan festival tersebut.

Continue reading

Budaya Antri, Budaya Menahan Ego

Sebenarnya gambar pendukung ini sudah cukup lama saya posting di laman Facebook milik saya. Meskipun, saya memposting gambar tersebut pun dengan rentang cukup lama dari masing-masing kejadian. Kebetulan, ketika saya pertama kali menginjakkan kaki di Jepang, kala itu Jepang masih dalam kondisi recovery pasca gempa dan masih heboh-hebohnya mengenai PLTN Fukushima yang sebenarnya tak seheboh yang diberitakan (membanding-bandingkan dengan kasus Chernobyl).

Berita-berita di televisi NHK pada saat itu, meski saya tidak mengerti bahasanya, cukup sering menayangkan berita tentang recovery pasca gempa dan tsunami. Bedanya dengan di Indonesia, di Jepang tak ada tayangan-tayangan mendramatisir dengan iringan back song A la Ebit G. Ade yang justru semakin menyayat-nyayat dada merasakan perihnya bencana. Yang diberitakan adalah bagaimana pemerintah dan relawan begitu tanggap mengatasi bencana yang terjadi, dan kenyataannya memang iya. Ditambah dengan bumbu-bumbu penyemangat tanpa ada sedikitpun pendramatisiran keadaan.

Continue reading

Pandangan orang Jepang mengenai waktu

Banyak wisatawan asing yang terkejut ketika mengetahui bahwa jadwal kereta di Jepang semuanya dioperasikan tepat waktu. Memang kebanyakan orang Jepang lebih suka segala sesuatunya berjalan sesuai jadwal yang ditentukan. Menurut sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh produsen jam terkemuka, dalam pertanyaan “berapa menit keterlambatan kereta yang membuat Anda uring-uringan?”, sekitar 50% responden menjawab “maksimal lima menit”.

Continue reading